Banyak Mal Sepi, APPBI Sebutkan Pemicunya Bukan Hanya Wabah Covid-19
Asosiasi Pengurus Pusat Berbelanja Indonesia (APPBI) menyorot keadaan beberapa pusat belanja atau mal di daerah Jabodetabek yang semakin sepi. Menurut Ketua Umum DPP APPBI Alphonzus Widjaja, factor pemicunya tidak cuma wabah Covid-19, tetapi kalah berkompetisi dengan mekanisme perdagangan online.
Maka dari itu, kata Alphonzus, pusat belanja semestinya mempunyai peranan lain selainnya tempat belanja. “Sudah lama peranan khusus pusat belanja tidak lagi sekedar memprioritaskan peranan berbelanja, karena langsung akan bertemu dengan online atau e-commerce,” tutur Alphonzus lewat info tercatat, Jumat.
Dia menerangkan, peranan lain dari pusat belanja terus akan berbeda dari hari ke hari. Ditambah, mal erat dengan pola hidup yang cepat sekali berbeda. “Pada sekarang ini, untuk memberi respon peralihan yang terjadi karena wabah Covid-19, karena itu pusat belanja harus bisa menambah peranan lain,” terang Alphonzus.
Peranan lain itu satu diantaranya dapat berwujud sarana untuk pengunjung untuk berhubungan. Karena, hampir 3 tahun warga Indonesia tidak dapat dengan bebas berhubungan langsung dampak Covid-19.
“Pusat belanja harus bisa sediakan atau memberi journey atau pengalaman ke beberapa konsumen setianya, tidak lagi sekedar sediakan atau memberi peranan berbelanja saja,” kata Alphonzus. “Konsumen pengalaman atau konsumen journey bisa dibuat dari ide gedung dan tenant mix,” lanjut ia.
Menurut Alphonzus, banyak pusat belanja yang sanggup bertahan dan sudah sukses memberi peranan lain dari sekedar peranan berbelanja. Dengan begitu, mal lebih disukai dan banyak didatangi oleh warga, bahkan juga tingkat kunjungannya capai 100 %.
Dikabarkan sebelumnya, ada banyak mal yang makin sepi selesai wabah Covid-19 menerpa, satu diantaranya yakni Mal Block M. Mal yang ada di teritori Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu sekarang kelihatan sepi dari pedagang atau konsumen.
Satu demi satu pedagang di situ mundur dan tutup upayanya. Pada Rabu, Kompas.com menyaksikan cuma tiga kios yang bertahan di dalam sana.
Ke-3 nya sama jual baju tapi mempunyai market share yang lain. Satu kios berada di samping kiri, sedang dua yang lain ada di samping kanan lantai dasar.
Kompas.com juga terlibat perbincangan dengan Rizki (30), salah satunya pedagang yang sempat jualan di Mal Block M. Rizki bercerita bagaimana ia gulung alas karena wabah Covid-19 pada Maret 2020.
Pedagang baju pria yang meniti upayanya semenjak 2017 itu akui tidak mampu kembali bayar sewa kios di Mal Block M. “Kan tidak ada konsumen setia, betul-betul sepi, harga sewa tidak turun. Karena tidak ada penghasilan, jadi kebingungan untuk membayar sewa,” tutur Rizki saat dijumpai di Mal Block M, Rabu.