Masalah Diundang Tidaknya NasDem pada Perayaan HUT ke-50 PDIP, Ini Kata Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjawab peluang partainya tidak mengundang Partai NasDem ke perayaan ulang tahun ke-50 PDIP pada 10 Januari 2023.
Hubungan di antara ke-2 partai ini menghangat saat PDIP gemar minta Presiden Jokowi me-reshuffle menteri dari NasDem karena dipandang sudah berlainan haluan politik karena mencalonkan Anies Baswedan sebagai presiden.
Menurut Hasto, acara HUT PDIP pada Selasa depan akan diadakan secara tertutup dan diutamakan untuk kader saja. Keputusan ini diambil sesudah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendapatkan saran dari beberapa kadernya.
“Demikian Bu Mega dengar laporan dari DPD (dewan pimpinan daerah) partai mengenai ketertarikan warga akar rumput dari PDIP, yakni ranting-ranting dan satuan tugas partai, karena itu beliau ambil peraturan jika hari ulang tahun PDIP ini lebih ke, lebih bagaimana Bu Mega berjumpa dengan anak-anak beliau dari anak ranting, ranting, dan PAC,” kata Hasto di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Hasto menyebutkan pada acara HUT kelak, Megawati akan berpesan untuk menggelorakan semangat beberapa kadernya. Maka dari itu, Megawati memerintah supaya semua kader dari tingkat ranting paling bawah untuk datang.
Walau demikian, Hasto tidak menentang saat diverifikasi masalah apa PDIP betul-betul tidak mengundang partai yang lain. “Ya kelak kita saksikan saat acara tertutup,” kata Hasto.
Surat Perintah Megawati Soekarnoputri
HUT ke-50 PDIP akan dirayakan pada 10 Januari 2023. Ketua Umum PDIP sudah mengeluarkan surat perintah ke beberapa kader mendekati perayaaan ulang tahun itu. Hasto menjelaskan surat perintah Megawati diedarkan Sabtu kemarin dan memiliki kandungan 7 point perintah.
Hasto menerangkan, pada awal surat, Megawati sampaikan HUT PDIP ke-50 sebagai momen yang penting untuk menggelorakan semangat juang partai. Megawati, dalam suratnya, bernostalgia dengan mengatakan riwayat perjalanan kepartaian dimulai dari pembangunan Partai Nasional Indonesia pada 1927, pembangunan Partai Demokrasi Indonesia pada 1973, sampai jadi PDI Perjuangan.
“Jika berkenaan dengan hal itu, karena itu sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan sama ini saya berikan Perintah Harian Ketua Umum PDI Perjuangan,” bunyi surat perintah Megawati.
Adapun pada point pertama, Megawati memerintah kader PDIP supaya memperkuat Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Ke-2 , Megawati minta kader untuk memegang tangan persatuan dengan rakyat dan jadikan partai sebagai kemampuan penyatu bangsa.
Ke-3 , Megawati memberikan instruksi kader supaya jiwa bergotong-royong terus digelorakan untuk hapus memahami individualisme. Ke-4, kader PDIP disuruh menghidupkan semangat api perjuangan dalam semua faktor kehidupan.
“Terutamanya membuat semangat juang dari kelompok petani, nelayan, dan buruh untuk diorganisir jadi beberapa pilar kemampuan nasional Indonesia untuk diwujudkannya Indonesia yang berdaulat di bagian politik, mandiri di bagian ekonomi, dan berpribadi dalam sektor kebudayaan,” kata Mega.
Ke-5, Megawati minta kader untuk merealisasikan semangat perjuangan partai jadi satu kemampuan yang kompak dengan terus mengarah ke bawah. Menurut Mega, cuma rakyat yang menggenggam kedaulatan politik paling tinggi kekuasaan satu negara.
Ke enam, Megawati Soekarnoputri memberikan instruksi kader partai untuk mendatangkan program nyata di tengah-tengah rakyat. Ini dilaksanakan lewat gerak kebudayaan membuat jati diri bangsa, pergerakan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan pergerakan tingkatkan tingkat kehidupan rakyat.
Adapun di point ke-7 , Presiden RI kelima ini memerintah kader supaya meneruskan cara recruitment, pendidikan politik, dan kaderisasi kepimpinan secara mekanismeik. Dalam suratnya, Mega ikut minta kader perkuat 5 oke partai, yaitu oke ideologi, organisasi, kader, program, dan sumber daya partai.