Mendag Meminta Bujet Jumbo Rp 100 Triliun ke Jokowi, Buat Apa?

Mendag Meminta Bujet Jumbo Rp 100 Triliun ke Jokowi, Buat Apa?

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyarankan ada pengadaan bujet sejumlah Rp 100 triliun /tahun untuk mempernyerap komoditas bahan dasar hasil beberapa petani. Zulkifli menjelaskan cara ini dilaksanakan untuk memberikan dukungan kesejahteraan beberapa petani hingga mereka dapat konsentrasi menanam yang pada akhirannya harga bahan dasar dapat dijangkau dan suplai terbangun. “Petani itu dari 50 tahun tidak bergerak kesejahteraannya. Kita ingin petani mengurusi pertanian saja, tak perlu mengurusi harga. Kita akan mengatur itu hingga Rp 100 triliun kita sampaikan satu tahun,” ucapnya.

Zulkifli menjelaskan saran itu sudah dikatakan ke Presiden Joko Widodo apabila disepakati karena itu BUMN seperti Perum Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan mempernyerap hasil pertanian beberapa petani.

“Kelak ada RNI atau Bulog yang hendak lakukan itu gagasannya. Harus harus duduk bersama kembali,” tutur Ketua Umum Partai Instruksi Nasional (PAN) itu. Menurutnya, bila saran ini disepakati Presiden Joko Widodo, karena itu keperluan pangan nasional akan terpenuhi bahkan juga sekalian meminimalkan import pangan. Dalam pada itu, Zulkifli menjelaskan harga keperluan primer selama ini relatif masih konstan walau termasuk riskan ingat tidak ada cadangan pangan seperti jagung dan kedelai hingga perlu diatur selanjutnya.

“Negara ini tidak ada stoknya, jagung tidak ada, kedelai tidak ada karena itu ini harus diatur kembali,” tegas Zulkifli. Simak juga: Tapak jejak Usaha Wanita Emas: Menangkan Tender Tol Semarang-Demak Harga beras naik Di lain sisi, dia mengaku jika harga beras sekarang ini mulai naik karena harga gabah naik dari Rp 4.400 jadi Rp 5.500 karena di setiap wilayah di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa tengah dan Banten membuat gabah. Meskipun begitu, dia memperjelas selekasnya cari jalan keluar agar bisa memantapkan harga beras ingat dampaknya pada inflasi akan tinggi.

“Masalah beras tidak ada tawar menawar karena dampak beras pada (headline) inflasi 3,3 %. Beras sangat jarang tidak kebayang. Import juga saya ikhlas supaya itu benar-benar dijaga. Jika mahal harus ada operasi pasar,” terangnya. Oleh karenanya, Zulkifli mengatakan peranan Perum Bulog sebagai stabilisator harga harus dibalikkan bersamaan keadaan perusahaan BUMN ini sedang susah ingat sulit membagikan stock beras sekitar 800 ribu ton karena ada bansos.

“800 ribu ton stoknya. Ini kebingungan stoknya banyak tetapi sulit keluar. Dahulu ada RASKIN, 3 bulan keluar . Maka Bulog itu stabilisasi harus seperti dahulu. Tidak boleh komersial,” tegasnya. Zulkifli Hasan mengatakan warga tidak perlu cemas karena ada peningkatan harga beras ingat pemerintahan akan memberikan bantuan pada beda nilai jualnya. “Misalkan harga beras dari Bulog demikian, lebih, dapat ditolong bantuan jadi tak perlu cemas sebenarnya karena diongkosi pemerintahan (beda harganya),” ucapnya. Zulkifli pastikan warga tidak bayar tambah mahal pada harga beras ingat pemerintahan mempunyai memiliki proses cadangan stabilisasi harga dan suplai (CSHP) ini. Dia menjelaskan terus akan bekerjasama dengan Perum Bulog untuk mengadakan operasi pasar di beberapa daerah dalam rencana mengontrol peningkatan harga beras.

About admin

Check Also

Perbandingan dengan Orba, Mahfud: Dahulu, Jika Calonnya Bukan Pak Harto, Diamankan!

Perbandingan dengan Orba, Mahfud: Dahulu, Jika Calonnya Bukan Pak Harto, Diamankan!

Perbandingan dengan Orba, Mahfud: Dahulu, Jika Calonnya Bukan Pak Harto, Diamankan! Menteri Koordinator Sektor Politik, …